Kedai 1001 Mimpi

Posted: April 14, 2014 in BOOKs, novel

cover kedai mimpi
Valiant Budi
Gagas Media
2011

Desas Desus
“Kita ini konon pahlawan devisa. Tapi kalau mati, ya sudah, dianggap binatang saja.”
“Saya datang buat mempertebal iman, bukan jadi mainan.”
“Datang ke sini itu harus siap ‘dijajah’. Baik jiwa maupun raga!”
“KAMU tidak perhatikan, banyak orang MATI karena terlalu BANYAK TAHU”

Valian Budi adalah seorang penulis yang tergila-gila dengan dunia Timur Tengah. Salah satu ambisinya yaitu menulis sebuah buku travel dari belahan dunia 1001 mimpi ini.

Kesempatan datang, ia akhirnya tinggal di Saudi Arabia sambil bekerja di salah satu kedai kopi internasional.

Ternyata, terjun langsung sebagai TKI membuatnya menemukan berbagai peristiwa ganjil yang tak pernah ia ingin ketahui, apalagi ikut merasakannya.

Ambisinya terkubur, berubajh menjadi keinginan kuat untuk kembali tinggal di tanah air tercinta.

Buku ini berbasarkan pengalaman Valiant Budi dan beberapa rekan TKI yang bertahan hidup di Saudi Arabia dan selalu rindu Indonesia.

***

WAW SPEKTA … itu kalimat yang terucap dari mulut gue ketika membaca, nih, novel. Novel yang membuat pembacanya memiliki pemikirannya masing-masing ….

Menurut gue, nih, novel sedikit jorok ~damai ^^v~ tapi bener-bener menarik dan membuka wawasan buat gue #bukan hal-hal yang joroknya, ya, lho#. Seperti, ketika penulis mengalami kesalahan pintu masuk. Ampe-ampe otak gue berpikir, mungkin ini yang menyebabkan para jamaah haji suka kesasar di Arab sana, ya? … hahaha …. Jadi catatan gue, klo nanti gue kesana, gue bakal nulis angka-angka Arab and dibawahnya langsung gue tulis angka-angka Indonesia-nya hahaha ….

Ngebaca, nih, novel mengingatkan gue ama novel yang dah pernah gue baca tentang prikehidupan orang-orang di negeri sana …. The Girls of Riyadh. Sampai-sampai sebuah pertanyaan muncul di otak gue, seperti itu, kah, prikehidupan orang-orang di sana?

And pertanyaan gue dibenarkan langsung oleh penulis Kedai 1001 Mimpi ini, Kak Vabyo.

Sepenggal percakan gue lewat inbox FB, 27 and 29 Maret 2013.
gue: ” … seperti itu kah kehidupan mereka disana??
Kak Vabyo: “ya saya pun ampe sekarang masih suka gak nyangka bakal nemu banyak kejadian seperti itu :)”

Novel ini, pun, mengingatkan gue ama perkataan kakak yang ngajar ngaji dulu. “Bedakan antara kebiasaan orang sana dengan kebiasaan Rasul Saw. yang sudah barang tentu mencerminkan agama kita, Islam“. Seperti juga yang diucapkan seorang pelangan cewe asal Amerika, “ …. Itu keperibadian mereka yang busuk, kok. Tidak ada sangkut pautnya dengan Islam.” (cewe bule, hal 384)

“Maaf bila saya salah menangkap maksud Anda. Tapi saya yakin Anda bisa mengerti perkataan saya. Dulu Islam terkenal dengan para ilmuwan dan penemuannya, sekarang lebih sering disebut dalam berita terorisme, dan kelakuan bejat sebangsanya. Kalau saya boleh mengutip perkataan Rasulullah Saw., Islam memang dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya.”(seorang imam yang telah membatuku bebas dari hukuman penjara tempo hari, hal 408)

Waaah gue sekarang gi nunggu Kedai 1002 Mimpi-nya Kak Vabyo yang bakal terbit …

Kedai 1002 Mimpi.
Berdasarkan kisah nyata yang tak perlu dipercaya.
Semua berhak mencari fakta.

Salam damai,

Valiant Budi Vabyo

***** dari gue untuk, nih, novel. Kedai 1001 Mimpi … met baca loe-loe pade 🙂

 

 

 

Tinggalkan komentar